Ibadah Paskah “The LOST Are FOUND”

Posted: April 10, 2012 in Event, Sermon
Tags: , , , , ,

20120410-200824.jpg

Selamat Paskah! Itulah ucapan yang senantiasa disampaikan satu sama lain hari itu, 8 April 2012 di antara jemaat yang menghadiri ibadah Paskah di GMS my home. Dalam Ibadah Paskah sebagai peringatan kebangkitan Tuhan Yesus kali ini mengangkat tema “The LOST Are FOUND” sebagai kelanjutan ibadah Jumat Agung dua hari yang lalu dengan tema “LOST”.

Pagi itu, saya dan segenap jemaat Gereja Mawar Sharon menyembah Tuhan dengan penuh kerinduan akan hadirat-Nya dan secara pribadi saya sangat menikmati keagungan-Nya. Ya, karena hari ini kami sedang memperingati kebangkitan-Nya! Kubur kosong membuktikan bahwa Dia hidup, Dia telah menang atas kuasa maut!

Sungguh mengesankan, salah satu pujian dipersembahkan oleh 7 orang singer dengan membawakan lagu “Hosana in the highest” dalam bentuk aransemen musik yang unik, perpaduan al capella, hip-hop, dan rap. Lagu ini mengawali kotbah yang hendak saya sampaikan waktu itu sembari melakukan Perjamuan Kudus. Saya melanjutkan kisah tentang perumpamaan tentang “anak yang hilang” dari Injil Lukas 15:20-32, kali ini dari sudut pandang yang berbeda.

Saat si bungsu kembali pulang, tentunya dengan kondisi yang lusuh, lebih kurus dibandingkan saat dia meninggalkan rumah, mungkin tidak bercukur dan rambut yang gondrong serta penampilan yang compang-camping, kotor, hina, serta bau badan yang tak sedap… namun dari kejauhan bapa telah melihat kedatangan anaknya kembali ke rumah. Tidak peduli seberapa kotor dan bau anak bungsu ini, bapak tersebut langsung merangkul dan mencium anaknya, bahkan membiarkan jubahnya menjadi kotor dan bau oleh anaknya. Inilah penerimaan Bapa bagi orang-orang berdosa, tidak peduli sehina apapun kondisi hidup seseorang, betapa kotor dosa yang pernah dilakukan, namun Bapa tetap menerima apa adanya.

Saat anak bungsu yang terhilang itu telah kembali, bapanya tidak menghampirinya lalu menghajarnya oleh karena perbuatan yang dilakukannya; memboroskan harta kekayaan dan meninggalkan rumah sehingga terpuruk dalam dosa dan penderitaan. Namun, bapa tersebut menerima kembali anaknya, bahkan menyuruh hamba-hambanya untuk mengenakan jubah terbaik bagi anaknya. Saya percaya, sebelum anak itu mengenakan jubah tersebut, dari kondisi yang kotor dan bau tentu perlu dimandikan dulu. Sama seperti seseorang ketika bertobat dan menerima Yesus sebagai juruselamatnya, maka langkah iman berikutnya adalah dibaptis selam lalu mengenakan jubah yang baru, atau mengenakan ‘manusia baru’ dan menanggalkan ‘manusia lama’ (Kol. 3:8-10). Kemudian, bapa mengenakan cincin kepada anaknya, sebagai pemulihan status bahwa memang benar si bungsu masih diakuinya sebagai anak. Ketika kita telah bertobat, dibaptis dan sungguh-sungguh mengenakan manusia baru, kita memiliki status sebagai ‘anak Allah’. Bukan itu saja, hamba-hambanya pun diperintahkan untuk mengenakan sepatu di kakinya. Sepatu merupakan salah satu senjata rohani (baca: perlengkapan senjata Allah) yang harus digunakan dengan segenap kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera.

Ayat ke-25 dari Injil Lukas 15 menceritakan keberadaan anak sulung. Ternyata dia ada di ladang. Sewajarnya, bila seorang adik hilang, pasti kita akan mencarinya ke mana-mana. Si sulung gagal untuk menangkap kerinduan hati bapa yang merindukan kepulangan si bungsu. Si sulung menggambarkan sikap rohani seseorang yang sudah Kristen sekian lama, bahkan dengan taat melayani Tuhan, tidak melanggar perintah-Nya dan selalu ada di rumah-Nya. Hal tersebut tidak berarti bahwa orang yang selalu rajin ke gereja maupun melayani pasti dekat dengan Tuhan. Seseorang bisa saja tinggal serumah dengan orang tuanya namun bisa saja tidak ada komunikasi antara orang tua dan anak. Sang anakpun tidak mengerti maksud dan keinginan hati orang tuanya. Sekalipun tinggal serumah dengan bapanya, si sulung sebenarnya juga ‘terhilang’. Bedanya dengan si bungsu adalah; si bungsu terhilang di luar rumah namun si sulung justru terhilang di rumah bapanya sendiri. Si sulung tidak punya hubungan yang dekat dengan bapanya sehingga tidak memiliki inisiatif untuk mencari adiknya yang hilang, justru sibuk dengan perkerjaannya sendiri. Ayat ke-28 menunjukkan sikap marah si sulung terhadap kepulangan adiknya. Seharusnya si sulung senang apabila adiknya kembali, namun justru sebaliknya… si sulung marah dan tidak mau bergabung ke dalam pesta penyambutan si bungsu.

Saya bangga menjadi bagian jemaat Gereja Mawar Sharon, karena hingga saat ini kami masih berusaha terus belajar untuk mengenal isi hati Bapa, khususnya bagi jiwa-jiwa yang terhilang. Hati kami masih bergairah untuk mencari yang terhilang, bahkan sangat bersukacita ketika mereka bertobat dan datang kepada Bapa. Berikut laporan kemenangan dalam ibadah Jumat Agung “LOST” sebagai bentuk ungkapan syukur dan sukacita di hadapan Bapa.

Ayat ke-29 menjelaskan motivasi hati si sulung. Ternyata dia menyibukkan dirinya dalam pekerjaan maupun pelayanan, sebagai seorang Kristen yang taat namun tidak pernah mencari yang terhilang semata-mata agar memperoleh anak kambing atau berkat dari bapanya. Ketika membandingkan dirinya dengan berkat yang diterima adiknya (berupa lembu tambun), jelas menunjukkan bahwa si sulung tinggal di rumah bapanya hanya untuk memperoleh berkat tanpa mau mempedulikan isi hati bapa. Dia ayat ke-30 tertulis, “Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.”. Dengan pernyataan ini, sebenarnya si sulung mengetahui keberadaan di bungsu, hanya dia tidak mau membawanya pulang dan membiarkannya tetap terhilang. Hendaknya kita menjadi jemaat Kristiani yang tidak membiarkan orang-orang terhilang tetap jauh dari kasih Tuhan, namun mari kita menangkap isi hati Allah Bapa untuk menjangkau mereka agar hidupnya dipulihkan.

Di sela sebuah lagu penyembahan yang dinaikkan, saya digerakkan Roh Kudus untuk mendoakan segenap jemaat yang hadir untuk menerima baptisan Roh Kudus. Di akhir firman Tuhan yang saya sampaikan, saya menjelaskan ayat Firman Tuhan dalam Kisah 1:8 bahwa kita akan menerima kuasa apabila Roh Kudus turun atas kita dan kita akan menjadi saksi-Nya. Banyak jemaat yang menanggapi hal ini, karena diliputi kerinduan untuk menjadi saksi dan memenangkan jiwa-jiwa yang terhilang. Hari itu, Roh Kudus melawat umat-Nya, banyak di antara mereka yang baru pertama kalinya dibaptis dalam Roh Kudus sehingga mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa yang baru. Sungguh luar biasa! Roh Kudus dicurahkan bagi umat-Nya sehingga menjadikan hari Paskah kali ini begitu bermakna!

Selamat Paskah 2012!

Comments
  1. Permission to share this blog, Pak Robert 🙂

    Like

Leave a comment