KKR CG India “Savior”

Posted: September 18, 2015 in Event
Tags: , , , , , ,

  

Wanakem! Malam ini (17/9) sekitar pkl. 19.30 WIB diselenggarakan KKR khusus bagi keluarga dari etnis India dengan tema “Savior”. Dimulai dengan puji-pujian dalam bahasa Tamil, beberapa penari dengan kostum ala India menari untuk memuliakan Tuhan. Suasana keakraban yang begitu hangat ketika ibadah berlangsung. 

Dalam KKR ini selain keluarga dari etnis India yang hadir, beberapa jemaat dan anggota CG dari etnis yang lain pun turut hadir untuk mendukung dan melayani bersama-sama. Hadirat Tuhan sangat dirasakan ketika bersama-sama kami mengangkat pujian dan menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.  
Sebelum penyampaian Firman Tuhan, Bapak James, salah satu jemaat CG family 07 menyampaikan kesaksian mengenai perubahan hidup yang dialaminya semenjak bergabung di Gereja Mawar Sharon. Sedari muda, Bapak James memang telah menerima Yesus sebagai juruselamat pribadi. Setelah berumah tangga dengan istrinya (yang dahulu belum di dalam Tuhan), Bapak James beribadah di sebuah gereja khusus bagi etnis India di kota Medan. Namun sayangnya, setelah anak-anak bertumbuh remaja, mereka tidak bisa beribadah menetap di satu tempat. Kadang-kadang mereka beribadah di gereja yang berlainan, bahkan pernah juga tidak beribadah sama sekali. Bapak James sebagai kepala keluarga tidak ingin keluarganya menjauh dari Tuhan. Hingga suatu ketika, tahun lalu Bapak James mengajak keluarganya beribadah ke Gereja Mawar Sharon. Di sinilah Pak James mengalami penerimaan, karena sebelumnya pernah merasa bahwa di GMS ini kehadiran etnis India hanya minoritas. Penerimaan dan nuansa kekeluargaan membuat Pak James terus mengajak istri dan anaknya beribadah di GMS, bahkan akhirnya puterinya bersedia dibaptis selam. Selain itu, istrinya yang semula kurang aktif ke gereja pun kini telah menerima baptisan Roh Kudus. 

  
Kesaksian kedua disampaikan oleh ibu Shri dan Pak Illenggo. Dari 3 tahun yang lalu, ibu Shri telah berjemaat di GMS dan memberi diri dibaptis selam atas kemauan sendiri, tanpa ada yang mengajaknya. Pada waktu itu, suaminya belum bertobat dan mereka sedang mengalami krisis keuangan hingga terancam kebangkrutan. Bu Shri tetap setia dan melakukan doa puasa hingga dalam jangka waktu 6 bulan. Seringkali pada pukul 3 pagi bu Shri berdoa dan menyembah Tuhan. Dalam tangisan dan keputusasaan, bu Shri berseru memohon pertolongan Tuhan. Akhirnya, Tuhan Yesus memberi pernyataan bahwa Dia mencintainya dan memberinya petunjuk agar suaminya menerima Tuhan Yesus sebagai juruselamat. Inilah yang menguatkan ibu Shri, sesegera mungkin melalui tulisan, bu Shri menuliskan kepada suaminya agar menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat pribadi. Hati pak Illenggo mulai terbuka dan karena kasihnya kepada sang istri, pak Illenggo menanggapi dengan baik. Setelah sekian kali diajak ke gereja, pak Illenggo akhirnya mau berangkat juga. Ketika beribadah, pak Illenggo menitikkan air mata karena mengalami jamahan Tuhan. Sekalipun demikian, pak Illenggo tidak langsung memberi diri dibaptis. Masih ada proses yang harus dilalui dan… tepat di hari ulang tahunnya pak Illenggo memberi diri dibaptis. Puji Tuhan, hingga kini pasangan suami istri ini sekalipun masih menghadapi masalah demi masalah namun tetap kuat dalam pengharapan dan tekun dalam doa sehingga menjadi kesaksian bagi banyak orang. 

  
Ps. Moro menyampaikan Firman Tuhan melalui Injil Luk. 19:1-10 tentang kisah pertobatan Zakheus. Dikisahkan, Zakheus berusaha mencari cara untuk bisa melihat Yesus, bahkan sampai memanjat pohon. Ketika Tuhan Yesus melihatnya, justru Tuhan Yesus yang mencarinya untuk berkunjung ke rumahnya. Sebenarnya, sebelum kita yang mencari Tuhan, Tuhan Yesus telah terlebih dahulu mencari orang yang terhilang. Semenjak Zakheus berjumpa dengan Yesus, hidupnya berubah! Karena itu, di ayat ke-8 Zakheus berjanji kepada Tuhan Yesus untuk membagi-bagikan harta miliknya kepada orang miskin, bahkan apa yang pernah diperasnya dari orang lain akan dikembalikannya empat kali lipat. Sebagai pemungut cukai, orientasi Zakheus selalu uang. Namun, sejak hatinya diubahkan, orientasinya bukan lagi uang. Ketika seseorang hanya dihadapkan dengan ‘tuhan’ yang sebenarnya bukanlah ‘TUHAN’ yang hidup, maka yang ditemuinya hanyalah aturan ini dan itu, larangan ini dan itu, sehingga seringkali banyak dicengkeram ketakutan demi ketakutan. Namun, Tuhan Yesus adalah TUHAN yang hidup! Ketika pribadi kita mengalami perjumpaan dengan Tuhan yang hidup, maka tiada lagi ketakutan, namun damai sejahtera dan sukacitalah yang akan dialami. Perjumpaan dengan Tuhan yang hidup akan membuat hidup ini berubah! Dia akhir khotbahnya, Ps. Moro memberi ajakan kepada segenap hadirin untuk membuka hatinya menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat pribadi.

Comments

Leave a reply to The DESI Vagabond Cancel reply