Archive for the ‘Discipleship’ Category

Baptisan Selam

Posted: November 29, 2012 in Discipleship
Tags: , , , , , ,

20121129-155758.jpg

Pendahuluan
Langkah selanjutnya setelah seseorang menjadi percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi adalah memberi diri dibaptis. Untuk menjadi seorang murid Kristus yang sejati, dimulai dengan ketaatan memberi diri dibaptis selam di dalam air. Berikut ini kebenaran mengenai baptisan selam.

1. Baptisan selam merupakan perintah Allah bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya dan menjadikan-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Demikian Firman Tuhan yang tertulis dalam Mat. 28:19:
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”
Dalam Amanat Agung Tuhan Yesus di atas, Tuhan Yesus memerintahkan bagi yang menjadi murid-Nya harus dibaptis dalam nama Bapa dan Anak (Tuhan Yesus) dan Roh Kudus.

2. Tuhan Yesus memberi teladan untuk dibaptis selam
Baptisan selam merupakan langkah iman bagi orang berdosa untuk masuk ke dalam hidup yang baru. Dalam konteks peristiwa Yesus dibaptis, bukan berarti Yesus adalah manusia berdosa yang membutuhkan baptisan sebagai tanda pertobatan.

“Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.” – Ibr. 4:15

Alasan Yesus memberi diri-Nya dibaptis oleh Yohanes tercantum dalam Mat. 3:15; “Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: “Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah.” Dan Yohanespun menuruti-Nya.”. Yesus memberi diri dibaptis oleh Yohanes Pembaptis sebagai bukti penyerahan diri sepenuhnya dan ketaatan-Nya kepada Bapa sorgawi agar seluruh kehendak Allah tergenapi dalam Dia.

3. Para Rasul memerintahkan agar setiap orang percaya dibaptis selam

“Jawab Petrus kepada mereka: “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.” – Kis. 2:38

4. Baptisan itu lambang, tidak menyelamatkan, karena itu yang mau dibaptis harus yakin/ percaya terlebih dahulu akan keselamatan jiwanya
Seseorang harus yakin terlebih dahulu akan keselamatan jiwanya setelah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Apabila seseorang yang hendak dibaptis belum sepenuhnya yakin akan keselamatan jiwanya, hendaknya dikonseling dan didoakan terlebih dahulu untuk memperoleh kepastian akan keselamatan dalam Kristus.

• I Ptr. 3:21 ”Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan–maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah–oleh kebangkitan Yesus Kristus”

• Sebagai tanda pertobatan
Mat. 3:11a “Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya.”

• Baptisan air merupakan baptisan dalam kematian-Nya
“Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa. Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa. Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia.” – Rom. 6:3-8

Manusia baru itu bukan berarti secara fisik terjadi perubahan secara supranatural pada tubuh yang berdosa, namun merupakan pilihan; apakah manusia baru itu mau dikenakan atau tidak. Hal ini tercantum dalam surat Rasul Paulus sebagai berikut:

• Ef. 4:24 “dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.”
• Kol. 3:10 “dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;”

Peristiwa Seputar Baptisan Yesus

Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” – Mat. 3:16-17

Pada waktu Tuhan Yesus keluar dari dalam air, ada tiga peristiwa yang terjadi, yaitu:
1. langit terbuka
Peristiwa ini menandakan bahwa sorga turut menyaksikan peristiwa ketika seseorang dibaptis sebagai tanda pertobatan. Bahkan, karena pertobatan satu jiwa pun sorga bersukacita! (Luk.15:7 “Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.”)
2. Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas Yesus
Roh Kudus yang dijanjikan oleh Bapa akan memenuhi kehidupan seorang percaya saat dirinya sungguh-sungguh memberikan dirinya untuk dibaptis sebagai tanda ketaatan kepada Tuhan. Roh Kudus barulah mengurapi pribadi manusia Yesus Kristus saat Yesus memberikan diri-Nya dibaptis, karena “demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah” (Mat. 3:15). Roh Kudus akan memperlengkapi kehidupan orang percaya dan menuntun sepenuhnya, terlebih lagi setelah orang tersebut dibaptis!
3. terdengar suara dari sorga yang mengatakan, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.”
Memberikan diri dibaptis itu berkenan di hati Bapa, baptisan bukanlah upacara keagamaan di gereja, melainkan baptisan adalah upacara yang sangat sakral, bahkan di sorga Allah Bapa benar-benar menghargai peristiwa baptisan itu sendiri!

Baptisan selam bagaikan tanda meterai sah dalam sebuah pertalian pernikahan. Apabila dua anak manusia menikah, bukankah mereka dengan bangga dan tanpa paksaan mau mengenakan cincin kawin sebagai tanda ikatan? Karena baptisan menyatakan iman percaya seseorang, maka bayi tidak boleh dibaptis. Seseorang harus membuat keputusan secara sadar untuk menerima Yesus sebelum ia dibaptis. Seorang anak pun demikian. Ia harus sudah cukup umur untuk dapat mengambil keputusan semacam itu. Jadi, asal seseorang sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat serta memiliki kerinduan dan kesadaran untuk dibaptis, baiklah ia dibaptis. Mulai usia 12 tahun, seseorang pada umumnya sudah mengerti akan keselamatan dan mampu mengambil keputusan untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat serta keputusan untuk dibaptis.

Langkah Selanjutnya Setelah Dibaptis
1. Seperti Wanita Samaria, beritakan berita keselamatan dari Tuhan Yesus Kristus dan jadilah pelaksana Amanat Agung-Nya!!! (Yoh. 4:39-42)
2. Bersedia melayani Tuhan maupun sesama. (Rom. 12:11, Gal. 5:13)
3. Memiliki persekutuan secara pribadi dengan Tuhan melalui doa, pujian penyembahan, dan perenungan firman Allah (Yoh. 4:23, Mzm. 1:3)
4. Terlibat dalam penggembalaan, komunitas kelompok sel agar bertumbuh dalam iman yang sejati kepada Yesus Kristus dan tidak mengalami kematian rohani (Kis. 2:42)
5. Secara berkala mengikuti pertemuan ibadah raya pada hari Minggu dan pertemuan-pertemuan ibadah lainnya (Ibr. 10:25)
6. Menerima sakramen Perjamuan Kudus (I Kor. 11:26) dalam Ibadah Raya.

Tuhan Yesus memberkati! Jadilah murid Kristus yang sejati!

Jadilah Murid Kristus!

Posted: November 27, 2012 in Discipleship
Tags: , , , ,

20121127-093313.jpg

Sesaat sebelum naik ke Sorga, di sebuah bukit Galilea, Tuhan Yesus menyampaikan Amanat Agung-Nya kepada segenap murid-murid-Nya, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:19-20). Perintah terakhir Tuhan Yesus menjelang kenaikan-Nya ke Sorga ini menjadi sebuah amanat yang begitu penting bagi semua orang yang percaya kepada-Nya.

Tersirat dalam Amanat-Nya yang pertama bahwa Tuhan Yesus tidak mencari pengikut, namun Dia menghendaki agar semua orang yang percaya kepada-Nya menjadi murid.

Murid adalah seorang pekerja yang terlatih dan memiliki sikap hati yang benar serta berkomitmen untuk dibentuk untuk menjadi semakin serupa dengan Kristus.

Karakteristik seperti inilah yang tidak dimiliki oleh pengikut. Para pengikut cenderung setia ketika yang diikuti sedang ‘naik daun’ dan berada dalam puncak kejayaan, namun cenderung menjauh ketika yang diikuti sedang terpuruk atau tidak bisa memenuhi harapannya. Baptisan yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus merupakan langkah ketaatan untuk menjadies seorang murid. Selanjutnya, Tuhan Yesus berpesan agar murid-murid-Nya mengajarkan kepada murid-murid berikutnya mengenai segala sesuatu yang Yesus perintahkan. Perintah untuk mengajarkan perintah-perintah Yesus ini merupakan tindakan pemuridan. Sebuah pemuridan terjadi dalam sebuah komunitas, dan rupanya hal ini telah dipersiapkan oleh Tuhan Yesus sebelum masa penderitaan-Nya.

Ketika Yesus dan murid-murid-Nya berada di Kaisarea Filipi, Yesus menanyakan pendapat murid-murid mengenai siapakah Dia dan seorang dari antara mereka yang bernama Simon Petrus menjawab, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” (Matius 16:16). Jawaban Simon Petrus mengenai identitas ilahi Tuhan Yesus menyibakkan rencana Allah berikutnya sehingga Yesus berkata, “Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.” (Mat. 16:18)
Dalam terjemahan Alkitab bahasa Indonesia, Anda tidak akan menemukan kata ‘Gereja’ karena kata ‘Church’ (Inggris) atau ‘gereja’ diterjemahkan dengan kata ‘jemaat’. Ayat tersebut dalam bahasa Inggrisnya tertulis, “I will build my church;…”

Tuhan Yesus mencetuskan sebuah rencana ilahi; yaitu ‘Gereja’ yang tidak akan pernah dikuasai alam maut sebagai tempat yang paling memungkinkan pemuridan terjadi. Tuhan Yesus menghendaki agar semua umat-Nya menjadi murid. Sebuah pemuridan terjadi dalam sebuah komunitas penggembalaan, yaitu di sebuah Gereja lokal. Saya mendorong Anda segenap umat Tuhan di manapun Anda berada, apabila Anda belum memiliki sebua Gereja lokal sebagai tempat yang tetap untuk Anda tertanam untuk digembalakan maupun dimuridkan, berdoalah untuk memohon tuntunan Tuhan agar Anda menemukan sebuah Gereja yang dapat memuridkan Anda. Sebuah komunitas Gereja dapat memuridkan Anda apabila Anda terbuka terhadap visi Gereja lokal tersebut. Bukan sekedar menghadiri acara ibadah di setiap Minggunya, namun di Gereja lokal tempat Anda tertanam Anda juga dapat menjalin hubungan dengan saudara seiman untuk mendukung visi Gereja. Selain itu, agar Anda dapat dimuridkan dengan baik, berilah diri Anda untuk dipimpin oleh pemimpin-pemimin rohani maupun para Gembala di sebuah Gereja lokal. Jadilah murid Kristus yang kuat dan terus menghasilkan buah bagi kemuliaan-Nya!